Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “wacana bercorak naratif,deskriptif,ekspositoris,dan argumentasi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Komputer Elektronika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah ini. 
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.


Bogor,15 Januari 2014
Penyusun



























DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................      1
DAFTAR ISI    .......................................................................................................      2

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang  .......................................................................................................      3
B.     Pembahasan………………………………………………………………….........      3
C.  Rumusan Masalah……………………………………………………………………  4
D.  Tujuan dan Manfaat…………………………………………………………………. 4


BAB II PEMBAHASAN
A.    Pengertian Wacana..................................................................................................      5
B.    Ciri-Ciri Wacana……………………………………………………......................      5
C.  Struktur Wacana…………………………………………………………………...     6
D.    Macam-Macam Wacana……………………………………………………………     6  

     
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan       .......................................................................................................      9
  

     Daftar Pustaka……………………………………………………………………..      10






BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sering mendengar kata wacana. Tapi tahukah kita apa wacana itu sesungguhnya? Sampai saat ini batasan atau definisi wacana yang dikemukakan para ahli masih beragam. Antara definisi satu dan yang lainnya terdapat perbedaan. Hal ini semata-mata disebabkan karena sudut pandang yang digunakan para ahli tersebut berbeda.
Untuk menghindari polemik dari munculnya beragam definisi ini, maka sudut pandang kita dalam diskusi ini akan kita batasi dan hanya berpijak pada sudut pandang linguistik (ilmu tentang bahasa) saja. Sayangnya, meskipun sudut pandang kita dalam menangkap fenomena wacana telah kita batasi dalam skop yang lebih kecil yaitu linguistik, ternyata dalam ranah inipun, para pakar juga berbeda dalam memerikan apa itu wacana. Karena itulah, pada diskusi kita kali ini (dengan mempertimbangkan mata tutorial kita yaitu ketrampilan menulis), yang akan kita jadikan pedoman dalam mendefinisikan wacana adalah definisi yang disampaikan oleh Badudu dalam Eriyanto (2001:2), yaitu: (1) wacana adalah rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan proposisi yang satu dengan proposisi yang lainnya, yang membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yang serasi di antara kalimat-kalimat tersebut, dan (2) wacana adalah kesatuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi di atas kalimat atau klausa dengan kohesi dan koherensi yang berkesinambungan, disampaikan secara lisan atau tulisan.

B. Pembahasan
Setelah dapat memahami apa itu wacana, selanjutnya kita juga harus dapat mengetahui jenis-jenis wacana dan perbedaan antara jenis wacana satu dengan wacana jenis lainnya. Dengan pengetahuan ini, diharapkan kita menjadi sangat kreatif dalam memproduksi wacana baik itu wacana lisan maupun tulisan.
Wacana secara kasat mata dapat dibedakan berdasarkan  struktur generik (generic structure) dan fitur-fitur bahasanya (language features). Yang disebut struktur generik di sini adalah struktur yang terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah wacana (seperti tesis, argumen, klimaks, dst). Yang disebut fitur bahasa di sini adalah penggunaan atau pemanfaatan bahasa (baik itu tata bahasa maupun diksinya) untuk membangun sebuah wacana.
Berdasarkan struktur generik dan fitur-fitur bahasanya, wacana-wacana yang sering kita jumpai dapat kita kelompokkan dalam tiga kelompok wacana yaitu; (1) kelompok wacana Naratif, (2) kelompok wacana Deskriptif dan (3) kelompok wacana Argumentatif.
Kelompok wacana Naratif dapat dibagi menjadi beberapa genre seperti; (a) Naratif itu sendiri, (b) Rekon (recount), (c) Anekdot, (d) Spoof, (e) dan Item berita (news item). Tipe-tpe genre di atas dibuat dengan tujuan untuk menginformasikan sesuatu dalam bentuk cerita.


Kelompok wacana Deskriptif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Deskriptif, (2) Report, (3) Prosedur dan (4) Eksplanasi. Genre-genre jenis ini pada dasarnya dibuat untuk memerikan (mendeskripsikan) sesuatu atau proses terjadinya sesuatu serta tidak dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu.
Kelompok wacana Argumentatif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Eksposisi Analitik, (2) Eksposisi Hortatorik, (3) Diskusi serta (4) Argumentatif. Genre-genre tersebut dibuat dengan tujuan untuk melakukan eksplorasi terhadap argumen-argumen yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana.”
Selain dari pembagian wacana ke dalam tiga kelompok wacana seperti yang telah di sebutkan di atas, beberapa pakar yang lain juga membagi wacana ke dalam tiga kelompok yang berbeda yaitu (1) Naratif, (2) Non fiksi, dan (3) Sajak (poetry).
Berdasarkan pembagian yang kedua ini, yang termasuk dalam kategori wacana Naratif adalah petualangan, misteri, fiksi ilmiah, fantasi, fiksi sejarah, cerita dilematis (roman), dialog, mitos, legenda, cerita peri dan fabel. Untuk kategori wacana nonfiksi dalam hal ini adalah teks diskusi, teks eksplanasi, teks instruksi, persuasi, Report yang tidak kronologis serta Rekon. Sedang yang termasuk dalam kategori wacana sajak (poetry) adalah puisi bebas, puisi visual, dan puisi berstruktu
C. Rumusan masalah
Untuk menghindari adanya kesimpangsiuran dalam makalah ini,maka kami membatasi masalah-masalah yang akan dibahas diantaranya :
1.      Apa itu wacana ?
2.      Karakteristik wacana dalam berkomunikasi ?
3.      jenis wacana dalam berkomunikasi ?


D. Tujuan dan manfaat
Dalam penyusun makalah ini kelompok kami memiliki beberapa tujuan dan manfaat :
1.      Kami ingin mengetahui tahu apa itu wacana;
2.      Apa fungi wacana dalam berkomunikasi;
3.      Ciri-ciri wacana dalam berkomuniksai;
4.      Manfaat wacana dalam berkomunikasi.







BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Wacana

Oka (1994 : 30) Memberi definisi yang pendek dan sederhana bahwa wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar. Selain itu wahab (1991 : 128) memberi definisi wacana sebagai organisasi bahasa yang lebih luas dari kalimat atau klausa. Demikian pula Kridalaksana, mendefinisikan wacana adalah satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana merupakan satuan bahasa yang membawa amanat yang lengkap. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya.

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa wacana merupakan kelas kata benda (nomina) yang mempunyai arti sebagai berikut :
a. Ucapan; perkataan; tuturan;
b. Keseluruhan tutur yang merupakan suatu kesatuan;
c. Satuan bahasa terlengkap, realisasinya tampak pada bentuk karangan yang utuh, seperti novel, buku, atau artikel.

Pada pengertian ketiga tidak jauh berbeda apabila dibandingkan dengan apa yang tertuang di dalam Kamus Linguistik susunan Harimurti Kridalaksana. Tampak pada batasan tersebut bahwa keutuhan atau kelengkapan makna di dalam sebuah wacana merupakan syarat penting yang harus dimilikinya. Di samping itu secara tegas dinyatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa terlengkap, wujud konkretnya berupa novel, buku, artikel, dan sebagainya.

B. Ciri-ciri wacana

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diperoleh ciri atau karakterisitik sebuah wacana. Ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut.
1. Satuan gramatikal
2. Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap
3. Untaian kalimat-kalimat
4. Memiliki hubungan proposisi
5. Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan
6. Memiliki hubungan koherensi
7. Memiliki hubungan kohesi
8. Rekaman kebahasaan utuh dari peristiwa komunikasi
9. Bisa transaksional juga interaksional
10. Medium bisa lisan maupun tulis
11. Sesuai dengan konteks





C.  Struktur wacana
Satuan-satuan bahasa secara linguistic mempunyai urutan dari yang terkecil sampe yang terbesar, maka urutan tersebut adalah sebagai berikut:
a)      Fonem
b)      Morfem
c)      Kata
d)     Frase
e)      Klausa
f)       Kalimat
g)      wacana    

Perlu kita pahami benar-benar bahwa percakapan atau konversasi dalam kehidupan sehari-hari sungguh beraneka ragam.
Konsep“berbentuk rapi”yang kita berikan pada stuktur wacana, mengandung implikasi paling sedikit dalam dua hal, yaitu:
a)      Adanya kemungkinan untuk membedakan urutan-urutan wacana yang    koheren dan yang tidak koheren;
a)      Adanya peluang untuk meramalkan: para pembicara dapat meramalkan apa yang ingin dikatan oleh para pembicara lainnya, karena memang terdapat berbagai ketidakleluasaan dalam urutan linier atau urutan yang lurus.
Wacana merupakan segmen dari teks yang mempunyai kesatuan erat amat sederhana: wacana melibatkan suatu topik tunggal

D. Macam-macam wacana

Berdasarkan jenis wacana dapat ditinjau dari media yang digunakan atau tertulis tidaknya :

a. Wacana Lisan
wacana yang disampaikan dengan media lisan, secara lisan.

b. Wacana tulis
wacana yang disampaikan secara tertulis, melalui media tulis.

2. Berdasarkan sifatnya
a. Wacana transaksional (jika yang dipentingkan isi komunikatif)
Contoh : Pidato, Ceramah, Makalah, Cerita, Tesis.


b. Wacana interaksional (jika merupakan komunikasi timbal balik )
Contoh : Percakapan, Debat, Diskusi, Surat-menyurat.

3. Berdasarkan langsung atau tidak langsungnya (Kridalaksana 1984 : 208)
a. Wacana langsung : Kutipan wacana yang sebenarnya dibatasi oleh intonasi atau pungtuasi.
b. Wacana tidak langsung : Pengungkapan kembali wacana tanpa mengutip harfiah kata-kata yang dipakai oleh pembicara dengan mempergunakan konstruksi gramatikal atau kata tertentu, antara lain dengan klausa subordinatif, bahwa.

4. Wacana prosa, puisi, dan drama
a. Wacana Prosa : Wacana yang disampaikan dalam bentuk prosa. Wacana prosa ini dapat tertulis atau lisan, langsung atau tidak langsung.
b. Wacana puisi : Wacana yang disampaikan dalam bentuk puisi baik secra lisan maupun tulis.
c. Wacana Drama : Wacana yang disampaikan dalam bentuk drama, dalam bentuk dialog tertulis maupun lisan.

5. Dari segi Penutur (Jumlah Penutur)
a. Wacana monolog

Wacana yang melibatkan seorang penutur. Dalam wacana monolog hanya terdapat peran tunggal pada diri pelaksana wacana, yaitu peran penyapa (speaker) dan pesapa (addresse), tanpa ada pergantian dari peran satu ke yang lain.
Contoh : Pidato kenegaraan presiden, Pengumuman resmi pemerintah, dan Ceramah-ceramah tidak diikuti diskusi.

b. Wacana dialog
Wacana dialog melibatkan dua orang penutur, yang secara pergantian atau bergiliran bisa berperan ganda, yaitu sebagai penyapa dan sebagai pesapa.

c. Wacana polilog
Wacana yang melibatkan pelaku wacana lebih dari dua orang. Dalam wacana polilog ini juga terjadi pertukaran informasi karena setiap pelaku pada wacana ini memiliki peran ganda secara bergantian.

6. Berdasarkan cara pemaparannya
a. Wacana naratif

Rangkaian tuturan yang menceritakan atau menyajikan melalui penonjolan tokoh pelaku dengan maksud memperluaspengetahuan pesapa. Kekuatan wacan ini terletak pada urutan cerita berdasarkan waktu dan cara-cara berceritayang diatur melalui plot.

b. Wacana prosedural
Rangkaian tuturan yang melukiskan sesuatu secara beruntun yang tidak boleh dibolak-balik unsurnya, karena urgensi unsur yang lebih dahulu menjadi landasan unsur berikutnya.

c. Wacana hotatori
Tuturan yang isinya bersifat ajakan atau nasihat. Kadang-kadang tuturan itu bersifat memperkuat keputusan agar lebih meyakinkan. Sedangkan tokoh penting didalamnya adalah orang kedua (pesapa).




d. Wacana ekspositori
Rangkaian tuturan yang bersifat memaparkan suatu pokok pikiran dengan cara menyampaikan uraian bagian-bagian taua detailnya. Tujuan pokoknya adalah tercapainya tingkat pemahaman akan sesuatu itu supaya lebih jelas, mendalam, dan luas. Kadang-kadang wacana ini berbentuk ilustrasi, contoh, perbandingan, uraian secara kronologis.

e. Wacana deskripsi
Rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu, baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya. Tujuan yang ingin dicapai oleh wacana deskripsi adalah tercapainya penghayatan yang agak imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pesapa merasakan seolah-olah ia sendiri mengalami atau mengetahuinya secara langsung.






































BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN

Istilah wacana berasal dari kata sansekerta yang bermakna ucapan atau tuturan. Kata wacana adalah salah satu kata yang banyak disebut seperti halnya demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. . Seperti halnya banyak kata yang digunakan, kadang-kadang pemakai bahasa tidak mengetahui secara jelas apa pengertian dari kata yang digunakan tersebut. Ada yang mengartikan wacana sebagai unit bahasa yang lebih besar dari kalimat. Ada juga yang mengartikan sebagai pembicaraan. Kata wacana juga banyak dipakai oleh banyak kalangan mulai dari studi bahasa, psikologi, sosiologi, politik, komunikasi, sastra dan sebagainya.
Wacana merupakan satuan bahasa di atas tataran kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi dalam konteks sosial.Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian kalimat atau ujaran.Wacana dapat berbentuk lisan atau tulis .

























 DAFTAR PUSTAKA

Djajasudarma, Fatimah. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur. Bandung: Eresko.
Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKIS Printing Cemerlang.
Kushartanti, Multamia dan Lauder, Untung Yuwono. 2008. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Syamsuddin A.R. 1992. Studi Wacana: Teori-Analisis Pengajaran. Bandung: FPBS IKIP Bandung.


0 komentar:

Posting Komentar