LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan ini di buat untuk memenuhi Tugas/nilai IPA
tentang karya ilmiah yang berjudul “Macam-Macam
Tanah dari berbagai sumber ” Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak
mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan
baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Orang tua yang telah yang telah memberikan dorongan dan
motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Disetujui pada
Hari :
Tanggal :
Wali Kelas Guru
Pembimbing
Dra.Rodiah
Nurhayati Zurmita.Amd
Nip. Nip.
Peneliti
Eric Santoso
Kata Pengantar
Dengan mengucapkan puji syukur
penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat,berkat,serta karunia Nya. sehingga pembuatan karya Penelitian ini dapat
di selesaikan meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana.
Karya Penelitian ini dibuat dengan
maksud dan tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang macam-macam
tanah, untuk menambah wawasan bagi penulis mengenai macam-macam tanah, serta
untuk memenuhi tugas dari guru yang bersangkutan.
Selama proses pembuatan karya Penelitian
ini, penulis tidak menemui hambatan dan kesulitan, karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman penulis tentang karya penelitian ini. Namun,berkat
bantuan dan bimbingan Guru dan Orang tua dan dari pihak hambatan
dan kesulitan itu dapat diatasi.
Karya penelitian ini tentu masih
banyak kekurangannya. Maka dari itu, penulis dengan hati terbuka menerima saran
dan kritik yang bersifat membangun demi baiknya karya penelitian berikutnya.
Akhirnya, betapapun kecilnya
mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat
bagi pembaca.
Bogor, 22 Maret 2014
Penulis
Eric Santoso
Daftar
isi
Lembar
pengesahan…………………………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar ...........................................................................................................................
2
Daftar
Isi ..............................................................................................................................
3
Bab
I Pendahuluan
a.
Latar Belakang
.............................................................................................
4
b.
Rumusan Masalah
........................................................................................
4
c.
Hipotesis........................................................................................................4
d.
Variabel..........................................................................................................4
e.
Tujuan Penelitian
.........................................................................................
4
f.
Manfaat Penelitian
.......................................................................................
4
g.
Lokasi dan tempat
penelitian........................................................................
4
Bab
II Landasan teori
a)
Pengertian tanah...........................................................................................
5
b)
Jenis-jenis tanah...........................................................................................
7
c)
Proses pembentukan tanah.…………………………………………………8
Bab
III Metode Penelitian
a)
Alat dan
bahan........................................................................................
12
b)
Langkah
kerja...................................................................................
….. 14
c)
Hasil penelitian........................................................................................
15
Bab
IV Kesimpulan Dan Saran
a)
Kesimpulan
.................................................................................................
16
b)
Saran .......................................................................................................... 16
c)
Lampiran………………………………………………………………………. 17
DAFTAR
PUSTAKA
.............................................................................................……
18
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
1
Alasan Pertama, saya melakukan penelitian ini di
karnakan untuk penilaian awal pada pelajaran IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) yang
telah di tugaskan oleh Ibu Zurmita.
2
Alasan Kedua, Saya ingin membuktikan apakah tanah yang
tercampur oleh limbah akan berakibat buruk pada mahluk hidup
B.. Rumusan Masalah
Penelitian ini mempunyai rumusan
masalah :
“Apakah ada pengaruh limbah terhadap
Mahluk hidup?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian
ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan antara perkembangan tanah yang tidak tercampur dengan limbah dan tanah
yang tercampur dengan limbah, Dengan penelitian ini saya juga ingin mengetahui
apakah tanah yang terkena limbah berpengaruh terhadap mahluk hidup.
D. Hipotesis
Tanah yang terkena limbah apakah akan
berpengaruh terhadap kehidupan mahluk hidup, seperti : manusia, hewan dan
tumbuhan dll.
E.Variabel
a.Variabel bebas : 4
gelas aqua bekas
b.Variabel terikat : Macam-macam
tanah
F. Manfaat
Penelitian
Dari
penelitian Saya ini harapkan perkembangan tanah yang tidak terkena limbah akan
berpengaruh baik terhadap kehidupan mahluk hidup.
E. Lokasi
dan Waktu Penelitian
Di lingkungan dekat rumah
dan waktu 22 maret 2014 pukul 08:15 s/d selesai
BAB
II
Landasan
teori
A.PENGETIAN TANAH
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah
bagian kerak
bumi
yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah
sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung
kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga
menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Dari
segi klimatologi, tanah memegang peranan
penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam
utama yang ada di planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk
hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah
merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan
bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik (
senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama
tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai
komposisi homogen.
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah
- Jenis batuan
- Bahan induk
- Curah hujan
- Penyinaran matahari
- Bentuk permukaan bumi
- Organisme yang ada di tanah
- Tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)
Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam pembentukan tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan dan perubahan dari pedesaan menjadi perkotaan.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Karakteristik tanah
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
B. JENIS – JENIS TANAH
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah
- Jenis batuan
- Bahan induk
- Curah hujan
- Penyinaran matahari
- Bentuk permukaan bumi
- Organisme yang ada di tanah
- Tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)
Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam pembentukan tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan dan perubahan dari pedesaan menjadi perkotaan.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Karakteristik tanah
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
B. JENIS – JENIS TANAH
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.
C.PROSES
PEMBENTUKAN TANAH
Tanah terbentuk melalui proses pelapukan baik terhadap batuan organik maupun batuan anorganik. Ada beberapa jenis pelapukan, diantaranya adalah pelapukan fisik ( mekanis) pelapukan kimia dan pelapukan biologis .
A. PELAPUKAN FISIK ( MEKANIS)
Pelapukan fisik meliputi fragmentasi batuan (bedrock) menjadi butiran-butiran dan akhirnya menjadi tanah. Contoh proses ini adalah disebabkan oleh pembekuan air diwaktu dini ( malam hari atau saat hujan) dan mencair nya air saat panas siang hari. Pertumbuhan alar tanaman juga menyebabkan terjadinya fragmentasi batuan di bawah tanah.
B. PELAPUKAN KIMIA
Pelapukan kimia meliputi penghancuran secara kimiawi bahan-bahan mineral dari batuan akibat fragmentasi batuan akibat reaksi air dan udara pada batuan. Larutnya batu kapau oleh air merupakan salah satu contoh pelapukan ini. Yang ,membentuk sebuah stalaktit yang menggantung pada lubang gua, atau terbentuknya dolina ( cekungan ) dan sungai dabawah tanah.
C. PELAPUKAN BIOLOGIS
Pelapukan ini berupa penghancuran yang dilakukan binatang, seperti rayap, cacing dan tikus.
GEJALA KERUSAKAN TANAH
Kerusakan tanah dapat terjadi karena hilangnya unsure hara walaupun tidak terjadi perpindahan secara fisik. Gejala kerusakan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan manusia misalnya, kegiatan kehutanan, adanya penebangan pohon secara besar-besaran, kegiatn pertambangan , kegiatan pertanian yang meluipakan kaidah konserpasi tanah, pengolahan lahan yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan dan pengolahan lahan.
A. BIDANG KEHUTANAN
Kegiatan kehutanan selama ini telah memberikan pengaruh negative dari tingkat kerusakan yang sangat rendah hingga tinggi. Akaibatnya, hutan dapat berubah menjadi padang rumput. Hutan cenderung rusak dan tandus serta ekosistem hutan rusak dengan kategori serius dan parah. Hal tersebut merupakan akibat kegiatan kehutanan seperti : penebangan secara lair ( forest-loging) dan land clearing. Penenbangan hutan secara liar dapat menurunkan kwalitas sumber daya tahan tanah.
Ketika hujan turun, air hujan akan mengikis permukaan tanah. Jika hal tersubut terjadi terus , kesuburan tanah akan menurun. Adanya pepohonan membantu mengurang erosi tanah akibat air hujan .
B. BIDANG PERTAMBANGAN
Kegiatan pertambangan juga telah memberikan pengaruh negative terhadap kwalitas sumber daya alam dengan tingkat yang berpariasi. Masalah tanah berlubang akibat penggalian tanah barang tambang, kerusakan tersebut tergolong serius dan berdampak pada penurunan kwalitas kesuburan tanah di daerah pertambangan. Walaupun penurunan kwlaitas kesuburan tanah masih dalam kategori relative rendah. Kegiatan pertambangan telah mengakibatkan tanah berlubang dan menganga di permukaan bumi, akibatnya sangat merusak keindahan tatanan alam. Jika terjadi hujan lebat, lubang akan menjadi lubanga
Tanah terbentuk melalui proses pelapukan baik terhadap batuan organik maupun batuan anorganik. Ada beberapa jenis pelapukan, diantaranya adalah pelapukan fisik ( mekanis) pelapukan kimia dan pelapukan biologis .
A. PELAPUKAN FISIK ( MEKANIS)
Pelapukan fisik meliputi fragmentasi batuan (bedrock) menjadi butiran-butiran dan akhirnya menjadi tanah. Contoh proses ini adalah disebabkan oleh pembekuan air diwaktu dini ( malam hari atau saat hujan) dan mencair nya air saat panas siang hari. Pertumbuhan alar tanaman juga menyebabkan terjadinya fragmentasi batuan di bawah tanah.
B. PELAPUKAN KIMIA
Pelapukan kimia meliputi penghancuran secara kimiawi bahan-bahan mineral dari batuan akibat fragmentasi batuan akibat reaksi air dan udara pada batuan. Larutnya batu kapau oleh air merupakan salah satu contoh pelapukan ini. Yang ,membentuk sebuah stalaktit yang menggantung pada lubang gua, atau terbentuknya dolina ( cekungan ) dan sungai dabawah tanah.
C. PELAPUKAN BIOLOGIS
Pelapukan ini berupa penghancuran yang dilakukan binatang, seperti rayap, cacing dan tikus.
GEJALA KERUSAKAN TANAH
Kerusakan tanah dapat terjadi karena hilangnya unsure hara walaupun tidak terjadi perpindahan secara fisik. Gejala kerusakan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan manusia misalnya, kegiatan kehutanan, adanya penebangan pohon secara besar-besaran, kegiatn pertambangan , kegiatan pertanian yang meluipakan kaidah konserpasi tanah, pengolahan lahan yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan dan pengolahan lahan.
A. BIDANG KEHUTANAN
Kegiatan kehutanan selama ini telah memberikan pengaruh negative dari tingkat kerusakan yang sangat rendah hingga tinggi. Akaibatnya, hutan dapat berubah menjadi padang rumput. Hutan cenderung rusak dan tandus serta ekosistem hutan rusak dengan kategori serius dan parah. Hal tersebut merupakan akibat kegiatan kehutanan seperti : penebangan secara lair ( forest-loging) dan land clearing. Penenbangan hutan secara liar dapat menurunkan kwalitas sumber daya tahan tanah.
Ketika hujan turun, air hujan akan mengikis permukaan tanah. Jika hal tersubut terjadi terus , kesuburan tanah akan menurun. Adanya pepohonan membantu mengurang erosi tanah akibat air hujan .
B. BIDANG PERTAMBANGAN
Kegiatan pertambangan juga telah memberikan pengaruh negative terhadap kwalitas sumber daya alam dengan tingkat yang berpariasi. Masalah tanah berlubang akibat penggalian tanah barang tambang, kerusakan tersebut tergolong serius dan berdampak pada penurunan kwalitas kesuburan tanah di daerah pertambangan. Walaupun penurunan kwlaitas kesuburan tanah masih dalam kategori relative rendah. Kegiatan pertambangan telah mengakibatkan tanah berlubang dan menganga di permukaan bumi, akibatnya sangat merusak keindahan tatanan alam. Jika terjadi hujan lebat, lubang akan menjadi lubanga
C. BIDANG PERTANIAN
Pada saat ini kegiatan pertanian yang harus dilakukan secara terus menerus dan internsif telah mengakibatkan menurunnya kwlitas sumber daya alam tanah. Misalnya, hilangnya humus dan kesuburan tanah . tanah pertanian yang diolah secara berlebihan dengan cara penggunaan pestidisa dan pupuk kimia telah merusak kesuburan tanah. Oleh karena itu pada musim kering tanah dapat beubah menjadi padang pasir yang tandus.
Pada saat ini kegiatan pertanian yang harus dilakukan secara terus menerus dan internsif telah mengakibatkan menurunnya kwlitas sumber daya alam tanah. Misalnya, hilangnya humus dan kesuburan tanah . tanah pertanian yang diolah secara berlebihan dengan cara penggunaan pestidisa dan pupuk kimia telah merusak kesuburan tanah. Oleh karena itu pada musim kering tanah dapat beubah menjadi padang pasir yang tandus.
D. PEMBANGUNAN TIDAK TERKENDALI
Perkotaan meluas dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi manusia. Akibatnya , lahan tanah yang tersedia digunakan untuk membangun pemukiman baru . dengan adanya sepeda motor, mobil dan berbagai macam kendaraan menuntut dibangunnya jalan yang lebar dan lancer, serta bebas dari kemacetan . kecendrungan ini dapat menyebabkan berkurangnya areal tanah produktif akibat pembangunan jalan baru.
MENGURANGI DAN MENCEGAH KERUSKAN TANAH
Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui satu upaya yang dikenal dengan istilah konservasi tanah. Konservasi tanah adalah satu upaya pemeliharaan dan perlindungan secara teratur terhadap tanah. Konservasi tanah bertujuan untuk mengurangi keruskan tanah dengan cara pelestarian tanah. Upaya konservasi tanah juga bertujuan agar tanah tidak rusak dan tetap produktif. Langkah-langkah konservasi tanah dapat dilakukan dengan cara :
a. Konservasi secara kimiawi, yaitu konservasi tanah dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk mengembalikan kemantapan struktur dan kesuburan tanah.
b. Kenservasi secara argronomis , yaitu konservasi dengan memanfaatkan vegetasi ( tanaman ) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan paling atas tanah.
c. Konservasi secara mekanis , yaitu konservasi tanah yang berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi. Misalnya, pembuatan terasering.
Perkotaan meluas dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi manusia. Akibatnya , lahan tanah yang tersedia digunakan untuk membangun pemukiman baru . dengan adanya sepeda motor, mobil dan berbagai macam kendaraan menuntut dibangunnya jalan yang lebar dan lancer, serta bebas dari kemacetan . kecendrungan ini dapat menyebabkan berkurangnya areal tanah produktif akibat pembangunan jalan baru.
MENGURANGI DAN MENCEGAH KERUSKAN TANAH
Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui satu upaya yang dikenal dengan istilah konservasi tanah. Konservasi tanah adalah satu upaya pemeliharaan dan perlindungan secara teratur terhadap tanah. Konservasi tanah bertujuan untuk mengurangi keruskan tanah dengan cara pelestarian tanah. Upaya konservasi tanah juga bertujuan agar tanah tidak rusak dan tetap produktif. Langkah-langkah konservasi tanah dapat dilakukan dengan cara :
a. Konservasi secara kimiawi, yaitu konservasi tanah dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk mengembalikan kemantapan struktur dan kesuburan tanah.
b. Kenservasi secara argronomis , yaitu konservasi dengan memanfaatkan vegetasi ( tanaman ) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan paling atas tanah.
c. Konservasi secara mekanis , yaitu konservasi tanah yang berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi. Misalnya, pembuatan terasering.
·
Pembentukan tanah (pedogenesis)
Tanah
berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang
menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini
membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau
disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon
menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh
tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah
terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat
dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan
relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan
berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai
jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.
·
Karakteristik
Tubuh
tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan
mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak
ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh
tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau
tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya,
tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik
yang terdegradasi.
Tanah
organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung
memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal
dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik
dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air
namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan
memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah
non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini
membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh
komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi
oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi
pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna
tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat
bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga
putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna
yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian
(leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran
bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan
di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan
oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan
atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang
berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan
warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol
atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik
fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan
ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan
fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah
tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut
sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori
berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori)
terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan
makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila
berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.
·
Pencemaran tanah
Pencemaran
tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan
manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi
penurunan kualitas tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair
atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut
minyak, zat kimia, atau limbah;
air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke
tanah secara sembarangan (illegal dumping).
Bab
III
Metode Penelitian
A.Alat dan bahan
-4
buah aqua gelas bekas
-Macam-macam
tanah dari berbagai sumber
B.Langkah kerja
Masukan
tanah kedalam gelas, dan foto,setelah itu meneliti tanah yang bercampur limbah
dan yang tidak bercampur limbah.
C.Hasil
penelitian
·
Tanah
Lumpur
No
|
Jenis Tanah
|
Keadaan Objek
|
1
|
Tanah lumpur
|
Berwarna coklat dan berbau
|
·
Tanah
Gembur
No
|
Jenis Tanah
|
Keadaan Objek
|
1
|
Tanah gembur
|
Berwarna coklat pekat dan
berbau (tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata)
|
·
Tanah
Pasir
No
|
Jenis Tanah
|
Keadaan Objek
|
1
|
Tanah pasir
|
Berwarna abu-abu gelap dan
berbau jika terkena kotoran
|
·
Tanah
Liat Merah
No
|
Jenis Tanah
|
Keadaan Objek
|
1
|
Tanah liat merah
|
Berwarna merah suram dan berbau
tanah
|
Bab IV
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa tanah gembur lebih baik
dari pada tanah lumpur jika untuk tanaman.
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis
kepada pembaca yaitu :
·
Jangan
terlalu banyak menggunakan limbah rumah tangga (larutan detergen) karna sangat
berpengaruh terhadap biotic tanah.
·
Untuk
para peneliti selanjutnya di harapkan dapat membuatkan hasil yang lebih baik
dari sebelumnya.
C.Lampiran
(Isi lampiran ini dengan Foto objek yang anda teliti)
Daftar
Pustaka
Ini cuma contoh dari tugas ilmiah yang saya buat bila ingin yg lebih jelas, anda bisa hubungi saya ^^
GOOD LUCK.....BYE
0 komentar:
Posting Komentar