LEMBAR PENGESAHAN
Laporan ini di buat untuk memenuhi Tugas/nilai IPA tentang karya ilmiah yang berjudul “Macam-Macam Tanah dari berbagai sumber Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Orang tua  yang telah yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. 

Disetujui pada
Hari                 :
Tanggal           :


Wali Kelas                                                                              Guru Pembimbing



Dra.Rodiah Nurhayati                                                              Zurmita.Amd
Nip.                                                                                        Nip.

Peneliti



Eric Santoso





Kata Pengantar

Dengan mengucapkan puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat,berkat,serta karunia Nya. sehingga pembuatan karya Penelitian ini dapat di selesaikan meskipun masih dalam bentuk yang sangat sederhana.
Karya Penelitian ini dibuat dengan maksud dan tujuan memberikan informasi kepada pembaca tentang macam-macam tanah, untuk menambah wawasan bagi penulis mengenai macam-macam tanah, serta untuk memenuhi tugas dari guru yang bersangkutan.
Selama proses pembuatan karya Penelitian ini, penulis tidak menemui hambatan dan kesulitan, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis tentang karya penelitian ini. Namun,berkat bantuan dan bimbingan Guru dan Orang tua dan dari pihak hambatan dan kesulitan itu dapat diatasi.
Karya penelitian ini tentu masih banyak kekurangannya. Maka dari itu, penulis dengan hati terbuka menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi baiknya karya penelitian berikutnya.
Akhirnya, betapapun kecilnya mudah-mudahan karya ilmiah ini dapat memberikan pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca.


Bogor, 22 Maret 2014

Penulis 
Eric Santoso










Daftar isi


Lembar pengesahan…………………………………………………………………………….. 1
Kata Pengantar ...........................................................................................................................  2
Daftar Isi .............................................................................................................................. 3
Bab I Pendahuluan
a.       Latar Belakang ............................................................................................. 4
b.      Rumusan Masalah ........................................................................................ 4
c.       Hipotesis........................................................................................................4
d.      Variabel..........................................................................................................4
e.       Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
f.       Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
g.       Lokasi dan tempat penelitian........................................................................ 4
Bab II Landasan teori
a)      Pengertian tanah........................................................................................... 5
b)       Jenis-jenis tanah........................................................................................... 7
c)      Proses pembentukan tanah.…………………………………………………8
Bab III Metode Penelitian
a)      Alat dan bahan........................................................................................ 12
b)      Langkah kerja................................................................................... ….. 14
c)      Hasil penelitian........................................................................................ 15
Bab IV Kesimpulan Dan Saran
a)        Kesimpulan ................................................................................................. 16
b)        Saran ..........................................................................................................  16
c)       Lampiran………………………………………………………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................…… 18




BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah
1        Alasan Pertama, saya melakukan penelitian ini di karnakan untuk penilaian awal pada pelajaran IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) yang telah di tugaskan oleh Ibu Zurmita.
2        Alasan Kedua, Saya ingin membuktikan apakah tanah yang tercampur oleh limbah akan berakibat buruk pada mahluk hidup

B.. Rumusan Masalah
Penelitian ini mempunyai rumusan masalah :
“Apakah ada pengaruh limbah terhadap
Mahluk hidup?”

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui perbedaan antara perkembangan tanah  yang tidak tercampur dengan limbah dan tanah yang tercampur dengan limbah, Dengan penelitian ini saya juga ingin mengetahui apakah tanah yang terkena limbah berpengaruh terhadap mahluk hidup.
D. Hipotesis
        Tanah yang terkena limbah apakah akan berpengaruh terhadap kehidupan mahluk hidup, seperti : manusia, hewan dan tumbuhan dll.
E.Variabel
a.Variabel bebas : 4 gelas aqua bekas
b.Variabel terikat : Macam-macam tanah

F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian Saya ini harapkan perkembangan tanah yang tidak terkena limbah akan berpengaruh baik terhadap kehidupan mahluk hidup.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Di lingkungan dekat rumah  dan waktu 22 maret 2014 pukul 08:15 s/d selesai







BAB II
Landasan teori

A.PENGETIAN TANAH
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.
Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.
Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik ( senyawa organik dan organisme ) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.

Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia. Jenis tanah memiliki perbedaan antara satu tempat dengan tempat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena berbagai faktor, diantaranya adalah

- Jenis batuan

- Bahan induk

- Curah hujan

- Penyinaran matahari

- Bentuk permukaan bumi

- Organisme yang ada di tanah

- Tumbuh-tumbuhan penutup tanah (Vegetasi)

Selain itu kegiatan manusia juga berpengaruh penting dalam pembentukan tanah. Misalnya, kegiatan pertanian, kegiatan perhutanan dan perubahan dari pedesaan menjadi perkotaan.

Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik.

Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.

Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah.

Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.

Komposisi tanah berbeda-beda pada satu lokasi dengan lokasi yang lain. Air dan udara merupakan bagian dari tanah.
Karakteristik tanah

Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).

Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].

Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fasa: fasa padatan, fasa cair, dan fasa gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

B. JENIS – JENIS TANAH

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.

5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.

6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.

7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.



C.PROSES PEMBENTUKAN TANAH

Tanah terbentuk melalui proses pelapukan baik terhadap batuan organik maupun batuan anorganik. Ada beberapa jenis pelapukan, diantaranya adalah pelapukan fisik ( mekanis) pelapukan kimia dan pelapukan biologis .

A. PELAPUKAN FISIK ( MEKANIS)

Pelapukan fisik meliputi fragmentasi batuan (bedrock) menjadi butiran-butiran dan akhirnya menjadi tanah. Contoh proses ini adalah disebabkan oleh pembekuan air diwaktu dini ( malam hari atau saat hujan) dan mencair nya air saat panas siang hari. Pertumbuhan alar tanaman juga menyebabkan terjadinya fragmentasi batuan di bawah tanah.

B. PELAPUKAN KIMIA

Pelapukan kimia meliputi penghancuran secara kimiawi bahan-bahan mineral dari batuan akibat fragmentasi batuan akibat reaksi air dan udara pada batuan. Larutnya batu kapau oleh air merupakan salah satu contoh pelapukan ini. Yang ,membentuk sebuah stalaktit yang menggantung pada lubang gua, atau terbentuknya dolina ( cekungan ) dan sungai dabawah tanah.

C. PELAPUKAN BIOLOGIS

Pelapukan ini berupa penghancuran yang dilakukan binatang, seperti rayap, cacing dan tikus.

GEJALA KERUSAKAN TANAH

Kerusakan tanah dapat terjadi karena hilangnya unsure hara walaupun tidak terjadi perpindahan secara fisik. Gejala kerusakan tersebut dipengaruhi oleh kegiatan manusia misalnya, kegiatan kehutanan, adanya penebangan pohon secara besar-besaran, kegiatn pertambangan , kegiatan pertanian yang meluipakan kaidah konserpasi tanah, pengolahan lahan yang kurang tepat, kurangnya pengetahuan dan pengolahan lahan.

A. BIDANG KEHUTANAN

Kegiatan kehutanan selama ini telah memberikan pengaruh negative dari tingkat kerusakan yang sangat rendah hingga tinggi. Akaibatnya, hutan dapat berubah menjadi padang rumput. Hutan cenderung rusak dan tandus serta ekosistem hutan rusak dengan kategori serius dan parah. Hal tersebut merupakan akibat kegiatan kehutanan seperti : penebangan secara lair ( forest-loging) dan land clearing. Penenbangan hutan secara liar dapat menurunkan kwalitas sumber daya tahan tanah.

Ketika hujan turun, air hujan akan mengikis permukaan tanah. Jika hal tersubut terjadi terus , kesuburan tanah akan menurun. Adanya pepohonan membantu mengurang erosi tanah akibat air hujan .

B. BIDANG PERTAMBANGAN

Kegiatan pertambangan juga telah memberikan pengaruh negative terhadap kwalitas sumber daya alam dengan tingkat yang berpariasi. Masalah tanah berlubang akibat penggalian tanah barang tambang, kerusakan tersebut tergolong serius dan berdampak pada penurunan kwalitas kesuburan tanah di daerah pertambangan. Walaupun penurunan kwlaitas kesuburan tanah masih dalam kategori relative rendah. Kegiatan pertambangan telah mengakibatkan tanah berlubang dan menganga di permukaan bumi, akibatnya sangat merusak keindahan tatanan alam. Jika terjadi hujan lebat, lubang akan menjadi lubanga
C. BIDANG PERTANIAN

Pada saat ini kegiatan pertanian yang harus dilakukan secara terus menerus dan internsif telah mengakibatkan menurunnya kwlitas sumber daya alam tanah. Misalnya, hilangnya humus dan kesuburan tanah . tanah pertanian yang diolah secara berlebihan dengan cara penggunaan pestidisa dan pupuk kimia telah merusak kesuburan tanah. Oleh karena itu pada musim kering tanah dapat beubah menjadi padang pasir yang tandus.


D. PEMBANGUNAN TIDAK TERKENDALI

Perkotaan meluas dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi manusia. Akibatnya , lahan tanah yang tersedia digunakan untuk membangun pemukiman baru . dengan adanya sepeda motor, mobil dan berbagai macam kendaraan menuntut dibangunnya jalan yang lebar dan lancer, serta bebas dari kemacetan . kecendrungan ini dapat menyebabkan berkurangnya areal tanah produktif akibat pembangunan jalan baru.

MENGURANGI DAN MENCEGAH KERUSKAN TANAH

Kerusakan tanah dapat dikurangi dan dicegah melalui satu upaya yang dikenal dengan istilah konservasi tanah. Konservasi tanah adalah satu upaya pemeliharaan dan perlindungan secara teratur terhadap tanah. Konservasi tanah bertujuan untuk mengurangi keruskan tanah dengan cara pelestarian tanah. Upaya konservasi tanah juga bertujuan agar tanah tidak rusak dan tetap produktif. Langkah-langkah konservasi tanah dapat dilakukan dengan cara :

a. Konservasi secara kimiawi, yaitu konservasi tanah dengan memanfaatkan bahan-bahan kimia untuk mengembalikan kemantapan struktur dan kesuburan tanah.
b. Kenservasi secara argronomis , yaitu konservasi dengan memanfaatkan vegetasi ( tanaman ) dan sisa tanaman untuk mengurangi laju perusakan lapisan paling atas tanah.
c. Konservasi secara mekanis , yaitu konservasi tanah yang berupaya mengurangi banyaknya tanah yang hilang akibat erosi. Misalnya, pembuatan terasering.
·         Pembentukan tanah (pedogenesis)
Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-proses fisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.
Hans Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

·         Karakteristik
Tubuh tanah (solum) tidak lain adalah batuan yang melapuk dan mengalami proses pembentukan lanjutan. Usia tanah yang ditemukan saat ini tidak ada yang lebih tua daripada periode Tersier dan kebanyakan terbentuk dari masa Pleistosen.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah organik (organosol/humosol) terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.
Tanah organik berwarna hitam dan merupakan pembentuk utama lahan gambut dan kelak dapat menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena mengandung beberapa asam organik (substansi humik) hasil dekomposisi berbagai bahan organik. Kelompok tanah ini biasanya miskin mineral, pasokan mineral berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur (sarang) sehingga mampu menyimpan cukup air namun karena memiliki keasaman tinggi sebagian besar tanaman pangan akan memberikan hasil terbatas dan di bawah capaian optimum.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Tanah pasiran didominasi oleh pasir, tanah lempungan didominasi oleh lempung. Tanah dengan komposisi pasir, lanau, dan lempung yang seimbang dikenal sebagai geluh (loam).
Warna tanah merupakan ciri utama yang paling mudah diingat orang. Warna tanah sangat bervariasi, mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu, tanah dapat memiliki lapisan-lapisan dengan perbedaan warna yang kontras sebagai akibat proses kimia (pengasaman) atau pencucian (leaching). Tanah berwarna hitam atau gelap seringkali menandakan kehadiran bahan organik yang tinggi, baik karena pelapukan vegetasi maupun proses pengendapan di rawa-rawa. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh kehadiran mangan, belerang, dan nitrogen. Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang bertotol-totol atau warna yang terkonsentrasi[1].
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

·         Pencemaran tanah
Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya benda asing (misalnya senyawa kimia buatan manusia) ke tanah dan mengubah suasana/lingkungan asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara sembarangan (illegal dumping).

 










  





Bab III
 Metode Penelitian
A.Alat dan bahan

-4 buah aqua gelas bekas
-Macam-macam tanah dari berbagai sumber

B.Langkah kerja

            Masukan tanah kedalam gelas, dan foto,setelah itu meneliti tanah yang bercampur limbah dan yang tidak bercampur limbah.

C.Hasil penelitian

·         Tanah Lumpur

No
Jenis Tanah
Keadaan Objek
1
Tanah lumpur
Berwarna coklat dan berbau

·         Tanah Gembur

No
Jenis Tanah
Keadaan Objek
1
Tanah gembur
Berwarna coklat pekat dan berbau (tidak bisa di jelaskan dengan kata-kata)

·         Tanah Pasir

No
Jenis Tanah
Keadaan Objek
1
Tanah pasir
Berwarna abu-abu gelap dan berbau jika terkena kotoran






·         Tanah Liat Merah

No
Jenis Tanah
Keadaan Objek
1
Tanah liat merah
Berwarna merah suram dan berbau tanah






























Bab IV
Penutup
       A. Kesimpulan
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa tanah gembur lebih baik dari pada tanah lumpur jika untuk tanaman.

B.      Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca yaitu :
·         Jangan terlalu banyak menggunakan limbah rumah tangga (larutan detergen) karna sangat berpengaruh terhadap biotic tanah.  
·         Untuk para peneliti selanjutnya di harapkan dapat membuatkan hasil yang lebih baik dari sebelumnya.
























C.Lampiran

(Isi lampiran ini dengan Foto objek yang anda teliti)

































Daftar Pustaka

















Ini cuma contoh dari tugas ilmiah yang saya buat bila ingin yg lebih jelas, anda bisa hubungi saya ^^



GOOD LUCK.....BYE

0 komentar:

Posting Komentar